MAKALAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
MANUSIA
DAN AGAMA
Kata Pengantar
Bismillahirrahmanirrahiim
Puji dan syukur penyusun ucapkan
kepada Allah SWT yang telah memberikan kesempatan, rahmat, dan nikmat-Nya
sehingga penyusun, sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Manusia
dan Agama” ini tepat pada waktunya.
Penyusun
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan. Karena itu
penyusun mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi penyusun khususnya dan pembaca umumnya serta dapat digunakan
dalam proses pembelajaran di sekolah. Amiin ya robbal ‘alamin.
Bogor, September 2015
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR
..................................................................................................... 1
DAFTAR
ISI
.................................................................................................................... 2
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
........................................................................................ 3
B. Rumusan Masalah
................................................................................................... 3
C. Tujuan Penulisan
..................................................................................................... 3
D. Manfaat Penulisan
................................................................................................... 3
II. DATA DAN PEMBAHASAN
A. Pembahasan
................................................................................................................... 3
III. PENUTUP
a A. Simpulan
...............................................................................................................
B. Saran .................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA
..................................................................................................... 9
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agama
memberikan penjelasan bahwa manusia adalah makhluk yang memiliki potensi untuk
berakhlak baik (taqwa) atau buruk (fujur). Potensi fujur akan senantiasa eksis
di dalam diri manusia karena terkait dengan instink, naluriah, atau hawa nafsu,
seperti makan dan minun, seks, berkuasa dan rasa aman. Apabila potensi taqwa
seseorang lemah,karena tidak terkembangkan, maka perilaku manusia dalam
hidupnya tidak akan berbeda dengan hewan karena dikuasai oleh potensi fujurnya.
Yaitu suka membunuh, berzina, mencuri, dan lain sebagainya. Agar hawa nafsu
dapat terkendali maka potensitaqwa harus dikembangkan melalui pendidikan,
pendidikan agama khususnya. Karena itulah agama diperlukan dalam kehidupan
manusia agar kehidupan manusia jadi terarah dan seimbang.
B.
Rumusan Masalah
Darijudul di atas maka diajukan beberapa pertanyaan
sebagai rumusan masalah sebagai berikut.
1. Apakah pengertian manusia?
2. Bagaimana asal-usul manusia?
3. Apakah tujuan penciptaan manusia?
4. Apakah hakekat manusia?
5. Apakah pengertian agama?
6.
Apa saja
ruang lingkup agama?
7.
Apa saja
syarat-syarat agama?
8.
Bagaiman
karakteristik agama?
9.
Apa saja
unsur-unsur agama?
10.
Apakah
fungsi dari agama?
11.
Bagaimanakah
hubungan antara manusia dan agama?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Memenuhi
tugas pendidikan agama islam
2.
Untuk
menambah wawasan tentang manusia dan agama
D.
Manfaat
Penulisan
1.
Siswa lebih
mengetahui tentang hari kiamat dan semua yang terkait dengannya.
PEMBAHASAN
Agama
Agama merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia. Agama berkaitan
dengan kepercayaan-kepercayaan, keyakinan-keyakinan terhadap Tuhan dan alam
gaib, pengaturan tentang upacara-upacara ritual, serta aturan-aturan dan
norma-norma yang, mengikat para penganutnya.
Masalah
ketuhanan merupakan dasar yang paling penting dalam agama. Berkaitan dengan
masalah ketuhanan dan hal-hal yang gaib ini, dalam perkembangan pemikiran
manusia telah muncul berbagai pandangan antara lain dinamisme,
animisme,politeisme, dan monoteisme.
1. Pengertian
Agama
Dalam
bahasa Indonesia kata agama berarti sama dengan “din” dalam bahasa Arab dan
Semit, atau dalam bahasa Inggris disebut “religion”. Dari arti bahasa
(etimologi) agama berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti tidak pergi,
tetap di tempat, diwarisi turun-temurun. Sedangkan kata “din” menyandang arti
antara lain menguasai memudahkan, patuh, utang, balasan atau kebiasaan.
Secara
istilah (terminologi) agama, seperti yang telah dituliskan oleh Anshari bahwa
walaupun agama, din, religion, masing-masing mempunyai arti etimologi sendiri
–sendiri, mempunyai riwayat dan sejarahnya sendiri-sendiri, namun dalam
pengertian teknis terminologis tersebut mempunyai makna yang sama.
Para
pemikir sekuler memandang agama sebagai
bentuk keterpaksaan dari individu atau masyarakat sehingga agama
dijadikan sebagai suatu kebutuhan yang bersifat sementara. Misalnya, agama
tumbuh akibat rasa takut sedangkan individu atau masayarakat membutuhkan
perlindungan dari rasa takut tersebut. Agama juga tumbuh dan berkembang
manakala masyarakat menginginkan keteraturan dalam hidup mereka. Sebagian lagi
berpendapat bahwa agama diperlukan karena kebodohan.
Sementara itu, kaum marxisme melihat agama
diwujudkan agar kelas penindas tetap dapat mempertahankan kedudukan dan
kekuasaannya di kalangan bangsa-bangsa. Mereka beranggapan bahwa agama dapat
mengekang kendali kemarahan kaum proletar dan merupakan candu yang membius
mereka agar tetap dalam kelelapan dan ketidaksadarannya.
Dalam pandangan para ahli fisiologi, agama
dipadang sebagai dorongan-dorongan antara apa yang ada dalam diri individudan
interaksi dengan lingkungan di luar dirinya. Freud, memandang agama sebagai
sesuatu yang berasal dari sesuatu yang berasal dari ketidakmampuan manusia
menghadapi kekuatan alam di luar diri dan juga kekuatan insting dari dalam
diri. Agama ada di tingkat perkembangan manusia yang pertama.
Selanjutnya, agama dalam pandangan
sosiolog dianggap sebagai sebagai suatu fenomena sosial dengan melihat
kelembagaan suatu agama dan perilaku pemeluk agama. Durkheim melihat agama dari sudut sosial, baik dalam
bentuk kepercayaan maupun pengalaman. Agama hanya dilihat secara fenomenal atau
yang ditampakkan dalam perilaku umatnya saja atau paling jauh hanya dilihat
sebagai gejala kejiwaan dari penganut agama.
Terlepas dari pandangan para pemikiran di
atas, pencarian makna agama yang dapat merangkum semua agama mengalami
kesulitan bahkan dapat dipandang sebagai suatu upaya yang tidak mungkin
dilakukan. Agama merupakan sesuatu yang menyangkut kepentingan mutlak seseorang
serta dipengaruhi oleh tujuan orang yang mendefenisikannya.
2. Ruang
Lingkup Agama
Agama
dilihat dari asal tumbuhnya terdiri atas agama yang lahir dari budaya dan agama
yang lahir dari wahyu. Para pemikir Barat seringkali menyamakan begitu saja
agama yang lahir dari budaya dan agama yang berasal dari wahyu. Padahal keduanya mengandung esensi dan
implikasi yang sangat berbeda.
Adapun
ruang lingkup agama sebagai suatu sistem nilai meliputi tiga persoalan pokok,
yaitu :
a. Tata
keyakinan atau credial
Agama, din, religion adalah suatu sistem credo
(tata keimanan atau tata keyakinan) atas adanya Yang Maha Mutlak di luar diri
manusia;
b. Tata
peribadatan atau ritual
Agama
juga adalah sistem ritus (tata peribadatan) manusia kepada yang dianggapnya
Yang Maha Mutlak tersebut.
c. Tata
aturan, kaidah, atau norma
Agama
adalah sistem norma (tata kaidah atau tata aturan) yang mengatur hubungan antar
sesama manusia dan manusia dengan lingkungan alam lainnya, yang sesuai dengan
tata keimanan dan tata peribadatan.
3. Syarat-Syarat
Agama
Suatu keyakinan dapat dikatakan
sebagai agama apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut.
a. Percaya
dengan adanya Tuhan
b. Mempunyai
kitab suci sebagai pandangan hidup umat-umatnya
c. Mempunyai
Nabi atau orang suci sebagai panutan
d. Mempunyai
hari besar atau hari raya keagamaan
4. Karakteristik
Agama
Manusia
akan kehilangan pedoman atau pegangan dalam menjalankan kehidupannya apabila
tidak berpedoman pada agama. Dewasa ini banyak orang yang beralih memikirkan
agama sesuai logika. Padahal logika dan akal manusia mempunyai keterbatasan.
Sedangkan agama sudah disusun oleh Sang Pencipta sedemikian rupa untuk mengatur
sepanjang hidup manusia.
Adapun
karakteristik agama pada umumnya adalah sebagai berikut :
a. Agama
adalah suatu sistem tauhid atu sistem ketuhanan (keyakinan) terhadap eksistensi
suatu yang absolut (mutlak) di luar diri manusia yang merupakan pangkal pertama
dari segala sesuatu termasuk dunia dengan segala isinya.
b. Agama
merupakan sistem ritual atau peribadatan (penyembahan) dari manusia kepada suatu
yang absolut.
c. Agama
adalah suatu sistem atau norma (kaidah) yng menjadi pola hubungan manusiawi
antara sesama manusia dan pola hubungan ciptaan lainnya dari yang absolut.
5. Unsur-Unsur
Agama
Menurut
Leight, Keller dan Calhoun, agama terdiri dari beberapa unsur pokok, yaitu:
a. Kepercayaan
agama, yaitu suatu prinsip yang dianggap
benar dan tanpa ada keraguan lagi.
b. Simbol
agama, yaitu identitas agama yang dianut umatnya.
c. Praktik
keagamaan,yakni hubungan vertikal antara manusia dengan Tuhannya, dan hubungan
horizontal antarumat beragama.
d. Pengalaman
keagamaan, yakni berbagai bentuk pengalaman keagamaan yang dialami oleh
penganut-penganut secara pribadi.
e. Umat
beragama, yaitu penganut masing-masing agama
6. Fungsi
Agama
Adapun
fungsi dan peran agama bagi manusia sebagaimana aspek kebutuhan lainnya. Agama
memiliki peran dan fungsi tertentu dalam memenuhi hajat hidup manusia. Fungsi
agama ada dua macam, yaitu fungsi maknawi dan fungsi identitas.
a. Fungsi
Maknawi
Fungsi
maknawi adalah dasar bagi semua agama yang menyajikan wawasan dunia atau
cosmos, karenanya segala ketidakadilan, penderitaan dan kematian dapat
dipandang sebagai sesuatu yang penuh makna. Termasuk ke dalam makna ini antara
lain konsep, ide, tuntutan, dan kewajiban. Filsafat juga menyajikan wawasan kosmik,
tetapi tidak setuju pada emosi manusia yang mendalam. Filsafat kurang mendorong
manusia menyadari bahwa mereka dikuasai
sistem kepercayaan. Lain halnya dengan agama, melaui konsep ritual menjalin
dimensi efektif dankognitif dan jawabanagama senantiasa berurusan dengan nilai.
b. Fungsi
Identitas
Adapun
fungsi identitas dari agama berhubungan dengan perasaan dan mendorong perilaku
tertentu sesuai dengan identitas yang ada dalam diri sehingga melahirkan
kesadaran, kebanggaan dan tanggung jawab.
Secara
umun, fungsi agama yaitu sebagai berikut.
a. Sumber
pedoman hidup bagi manusia, baik individu maupun kelompok
b. Sebagai
pengatur tata cara hubungan manusia dengan Tuhan dan antarsesama manusia.
c. Sebagai
tuntunan tentang prinsip benar dan salah
d. Sebagai
pedoman mengungkapkan rasa kebersamaan
e. Pedoman
rasa keyakinan
f. Sebagai
pengungkapan keindahan (estetika)
g. Pedoman
reaksi dan hiburan
h. Memberikan
identitas kepada manusia sebagai umat dari suatu agama
Hubungan Manusia dengan Agama
Agama memasuki pikiran
manusia dimulai dalam bidang mistis, yaitu kebutuhan manusia dalam hubungnnya
dengan hal-hal yang bersifat gaib yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari.
Pada tahap ini manusia meyakini adanya dewa-dewa yang mempengaruhi kehidupan.
Selanjutnya manusia membutuhkan simbolitas dari kepercayaannya yang memilik ati
bagi kehidupan manusia sehari-hari dimana sang dewa berada pada dunianya yang
jauh.
Tahap terakhir
pergulatan manusia dengan agama ketika manusia berusaha mencari ukuran dan
kriteria segala sesuatu termasuk di dalamnya
tentang Tuhan. Agama bagi manusia merupakan kebutuhan yang tidak nisa diabaikan
sepanjang sejarahnya. Hal ini menunjukkan bahwa agama merupakan bagian yang
inherent dalam diri manusia atau disebut juga fitrah manusia. Kefitrian agama
bagi manusia menunjukkan bahwa agama tidak bisa lepas dari manusia karena agama
merupakan kebutuhan hidupnya.
Kebutuhan manusia
terhadap agama tidak bisa digantikan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Begitupun dengan ketersediaan materi tidak dapat menggantikan peranan agama.
Hal ini dapat dibuktikan dari masyarakat Barat yang telah mencapai kemajuan
material tetapi tidak dapat memenuhi
kebutuhan spiritual.
Kemampuan akal yang
dimiliki manusia dapat melahirkan ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi akal
saja tidak mampu menyelesaikan seluruh persoalan yang dihadapi manusia. Dalam
hubungan ini agama sangat berperan dalam mempertahankan manusia untuk tetap
menjaganya menjadi manusia.
Kebutuhan manusia
terhadap agama mendorongnya untuk mencari agama yang sesuai dengan harapan-harapan
rohaninya. Dalam kaitan ini manusia berusaha mencari keterangan tentang Tuhan.
Agama merupakan satu-satunya yang dapat memberikan jawaban tentang Tuhan bukan
dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas, dapat kita
ambil kesimpulan bahwa manusia adalah makhluk yang unik yang diciptakan oleh
Yang Maha Pencita dengan kelebihan dan kekurangan. Dimana manusia merupakan
tempatnya salah. Sementara itu agama adalah landasan keyakinan, peribadatan dan
norma manusia dalam bertindak. Oleh karena itu agar kehidupan manusia lebih
teratur dan terarah diperlukan agama sebagai pengaturnya.
B. Saran
Melalui penyusunan makalah ini,
penyusun menyarankan kepada pembaca agar lebih memanfaatkan kehidupan ini
dengan baik. Yaitu dengan tetap menjadikan agama sebagai dasar untuk bertindak.
Komentar