Lagi rame-ramenya ya obrolan terkait pemindahan ibukota negara dari Jakarta ke Kalimantan. Biar apa ya? Tutup lobang gali lobang?
Beberapa waktu lalu sempat baca postingan salah satu akun instagram kementrian. Di postingannya menyatakan alasan pemindahan ibukota. Katanya, "alasan pertamanya yaitu karena beban Jakarta saat ini sudah terlalu berat sebagai pusat pemerintahan, pusat bisnis, pusat keuangan, pusat perdagangan dan jasa. Dab airport pelabuhan laut terbesar di Indonesia. Kedua, beban pulau Jawa yang semakin berat dengan penduduk 155 juta atau 54% dari total penduduk dan 58% PDB ada di Pulau Jawa. Dan pulau jawa sebagai ketahanan pangan. Beban ini akan semakin besar kalau tetap di Pulau Jawa".
Di balik itu semua, saya memiliki beberapa pendapat bahwa kebijakan yang diambil ini tidaklah tepat untuk saat ini.
Kenapa?
Ya, karena memindahkan ibukota tak segampang memindahkan pion-pion yang ada di papan catur, tinggal angkat, pindah, udah.
Namun beda halnya dengan ibukota, apalagi ini ibukota negara. Di mana jika pindah, bukan berarti yang pindah cuma presiden dan wakilnya (dalam wujud orang) saja. Melainkan elemen-elemen lainnya juga harus menyertai, misalnya pihak legislatif, yudikatif, istana negara, gedung-gedung pemerintah, elemen keamanan dan pertahanan, tempat tinggal atau rumah dinas, serta keluarga dari presiden dan wakilnya juga pasti ikutan pindah (ibu negara contoh kecilnya).
Coba deh bayangin, berapa banyak anggaran yang dibutuhkan untuk itu semua. Ditambah lagi transfortasi di Kalimantan belum sememadai yang ada di ibukota saat ini. Anggaran lagi kan?
Sedangkan kalau dilihat dari kondisi Indonesia saat ini, sepertinya masih banyak masalah penting lainnya yang harus disegerakan penyelesaiannya.
Ya intinya, kalau masih ada uang lebih, mending uang tersebut dipakai dulu untuk kesejahteraan rakyat. Karena di luaran sana masih banyak orang-orang yang untuk makan saja susah, banyak anak-anak yang tidak bersekolah, serta permasalahan sebagai orang pinggiran lainnya. Toh bukannya hutang Indonesia saat ini saja sudah banyak? Mending nyicil bayar itu dulu aja kali ya? Daripada ntar di akhirat ditagih masalah hutang negara. Apalagi orang pinggiran seperti saya ini, nanti di akhirat kalau ditanya tentang hutang negara kan ga tau apa-apa, padahal juga rakyat Indonesia.
Wallhu a'lam
Komentar